Hydrotone

Kegiatan II

Dalam Aquaculture Technopark sistem yang dilakukan untuk kegiatan praktikum Engineering Aquaculture salah satu media tanam yang digunakan adalah hydrotone. Hydrotone merupakan salah satu media tanam yang sering digunakan dalam sistem hidroponik yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan media tanam lainnya. Diantaranya dapat menyimpan kandungan air dengan baik, bersih, pH netral dan stabil, serta memiliki aerasi yang cukup baik. Karena dalam Aquaculture Technopark sistem merupakan sistem yang mirip dengan sistem hidroponik maka dipilihlah hydrotone ini sebagai media tanam yang efektif dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya.

Nah, seperti postingan sebelumnya dalam Aquaculture Technopark sistem pada postingan kali ini akan dibahas mengenai hydrotone sebagai media tanam pada sistem tersebut. Simak baik-baik yaa..!!

Apa itu Hydrotone ?

Hidroton merupakan salah satu media tanam yang terbuat dari tanah liat yang dilumatkan kemudian dibentuk bulatan kecil berukuran 1-2,5 cm yang melalui pemanasan pada suhu tinggi. Hydrotone berbentuk bulatan seperti kelereng yang berwarna coklat, dengan tekstur dalam yang berpori sehingga akan menyerap air dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga nutrisi yang dibutuhkan tanaman akan didapat oleh bahan ini.

Gambar: Hydrotone

Kenapa Hydrotone dipilih sebagai media tanam ?

Dalam Aquaculture Technopark sistem media tanam yang digunakan dalam sistem berkebunnya tidak menggunakan tanah melainkan menggunakan hydrotone. Media tanam hydrotone ini juga banyak digunakan dalam sistem hidroponik. Menurut Lingga (2005), media tanam yang dapat digunakan dalam hidroponik adalah batu apung, pasir, serbuk gergaji dan gambut. Ada juga media tanam yang sengaja dibuat menyerupai kerikil (kerikil sintetis) salah satunya adalah hydrotone.

Hydrotone dipilih karena memiliki berbagai keunggulan dibanding media lainnya yaitu mampu menyimpan dan meneruskan air, memiliki aerasi yang baik, ringan, dan bebas racun karena berasal dari tanah liat yang telah melalui proses pemanasan tinggi. Selain itu, dengan bentuknya yang bulat, sehingga mudah untuk diaplikasikan dan tidak merusak struktur akar tanaman. Hydrotone dapat digunakan berulang kali pada sistem hidroponik.

Gambar: Aplikasi Hydrotone dalam Aquaculture Technopark System

Bagaimana cara pembuatan hydrotone ?

Hydrotone merupakan media tanam yang dapat dibuat sendiri. Bahan dasar hydrotone adalah tanah liat yang dibentuk bulat-bulat seperti kelereng kemudian dipanaskan pada suhu tinggi. Tanah liat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan hidroton karena memiliki kemampuan yang baik dalam mengikat air, sebagian besar dari teksturnya tersusun atas pori mikro. Menurut Islami dan Utomo (1995) dalam Oktafri dkk (2015), pori mikro pada tanah liat menyebabkan daya hantar air dan sirkulasi udara yang kurang baik. Jumlah air yang dapat diserap tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik pada tanah.

Adapun langkah dalam pembuatan hydrotone antara lain:

  1. Menyiapkan media tanah liat bertekstur lempung secukupnya kemudian dilumatkan dengan air secukupnya sampai membentuk adonan (usahakan jangan terlalu banyak pakai air agar tekstur tidak terlalu lembek).
  2. Kemudian bentuk adonan seperti kelereng berukuran 1 cm menggunakan tangan.
  3. Kemudian jemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari tujuanya untuk mengurangi kadar air agar cepat dalam proses pembakaran.
  4. Setelah kering, kemudian dilakukan proses pembakaran mengunakan tungku berbahan bakar arang aktif.
  5. Setelah hydrotonE terlihat matang, rendam dengan air bersih untuk menghilangkan sisa abu pembakaran dan menghilangan debu yg menyumbat pada pori-pori.
  6. Hydrotone siap di aplikasikan ke tanaman
  7. Untuk menguji Standar Kualitas hydroton (jatuhkan hidroton dengan ketinggian 5 meter atau dibanting, apabila pecah proses pembuatan media/pembakaran kurang sempurna.

Gambar: Proses Pembuatan Hydrotone

Flaoting Hidroponic System

Selain menggunakan hydrotone sebagai media tanam pada sistem pasang surut, penggunaan styrofoam juga digunakan sebagai media tanam pada sistem terapung yang terletak tepat di atas kolam. Sistem ini dikenal juga dengan istilah Floating Hydroponic System (FHS). FHS merupakan suatu sistem budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi.

type-waterculture

Gambar: Floating Hydroponic System

FHS merupakan alat yang paling sederhana karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Floating Hydroponic System ini terbuat dari styrofoam yang lubangi sesuai ukuran cup pudding yang nantinya digunakan sebagai media tanam. Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap terapung dalam larutan nutrisi. Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa gelas pudding (agar tanaman tetap tegak). Akar tanaman akan digenangan air dan nutrisi secara terus-menerus karena letaknya tepat diatas kolam. Air dan nutrisi yang diberikan akan langsung mengenai akar tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat menyerapnya setiap saat.

Berikut ini merupakan kelebihan dari media tanam menggunakan styrofoam antara lain:

  1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
  2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
  3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
  4. Membutuhkan biaya yang cukup murah

Adapun metode pembuatan media tanam dengan menggunakan floating system ini antara lain:

1.Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan yang terdiri dari styrofoam, cutter, dan gelas pudding.

2. Buatlah lubang di permukaan styrofoam, dengan jarak antar lubang tidak terlalu rapat. Lubang ini nantinya untuk menempatkan gelas pudding tadi. Pada gelas pudding juga, pada bagian bawahnya dilubangi.

3. Aturlah posisi net pot ke dalam lubang styrofoam yang akan digunakan sebagai media tanam.

4. Kemudian letakan bibit tanaman kangkung yang hendak digunakan pada media tersebut.

Gambar: Proses Pembuatan Media Tanam dengan Styrofoam

Sumber:

Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. Malang: IKIP Semarang Press. 293 hlm.

Lingga, P. 2005. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Oktafri, Yulinda Ayu Ningsih, Dwi Dian Novita. 2015. Pembuatan Hidroton Berbagai Ukuran sebagai Media Tanam Hidroponik dari Campuran Bahan Baku Tanah Liat dan Digestate. Universitas Lampung. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 4, No. 4:267-274.

http://hydrofarm.co.id/id/blog-cara-tanam-hidroponik/media-tanam-hydroton-dan-cara membuatnya-b18.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pada pukul 13.00 WIB.

http://paktanihydrofarm.blogspot.co.id/2011/03/berkebun-hidroponik-mudah-dan.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pada pukul 13.00 WIB.

Pembuatan Kolam

KEGIATAN 1

Proses Pembuatan Kolam

Seperti yang dibahas sebelumnya Aquaculture Technopark merupakan suatu sistem budidaya yang merupakan gabungan dari sistem budidaya ikan dengan modifikasi khusus berupa penanaman tanaman sayur yang diaplikasikan menjadi satu kesatuan yang membentuk suatu wahana budidaya yang kompleks mulai dari budidaya ikan yang terletak pada kolamnya serta budidaya tanaman yang berada di sekeliling kolam bahkan di atas kolam yang memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari kolam tersebut sebagai sumber kehidupan bagi tanaman yang hendak dibudidayakan.

Nah, dalam Aquaculture Technopark kolam merupakan media utama dalam sistem ini adapun sebelum terbentuknya Aquaqulcure Technopark sistem terlebih dahulu kita harus membuat kolamnya terlebih dahulu. Adapun tahapan dalam pembuatan kolam yang dilakukan selama praktikum ini antara lain:

  1. Tahap Persiapan

Sebelum memulai pembuatan kolam, terlebih dahulu kita harus mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan agar tidak menghambat kegiatan pembuatan kolam. Adapun peralatan yang diperlukan dalam pembuatan kolam ini antara lain:

  1. Rangka kolam, dalam pembuatan rangka kolam kita membutuhkan bambu ataupun kayu, namun pada praktikum yang kami lakukan, kami menggunakan bilah bambu sebagai rangkanya karena bambu memiliki karakteristik yang lebih kuat dan kokoh dari pada kayu dan mampu menahan beban yang cukup besar serta tahan lama dan tidak mudah lapuk.
  2. Terpal, tentu saja kita harus menyediakan terpal dalam pembuatan kolam terpal ini. Adapun terpal yang digunakan yaitu berukuran 4×6 meter dengan ukuran kolam 2×4 meter.
  3. Peralatan kerja, adapun peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain cangkul, sabit, golok, paku, tali dan peralatan penunjang lainnya.

Setelah peralatan yang dibutuhkan cukup dan terpenuhi kemudian kita harus menentukan lokasi pembuatan kolam. Adapun lokasi pembuatan kolam ini ditempatkan di halaman belakang Laboratorium Perikanan, Universitas Lampung. Sebelum memulai pembuatan kolam terlebih dahulu kita membersihkan lokasi yang hendak dipakai dari rumput-rumput liar. Kemudian kontur tanah diratakan agar permukaannya menjadi rata dan terhindar dari kerikil atau material lain yang mungkin akan merusak terpal kolam yang dapat menyebabkan kebocoran kolam.

  1. Tahap Pembuatan Kolam

Adapun tahapan dalam proses pembuatan kolam ini antara lain:

  1. Memotong bambu sesuai kebutuhan dan ukuran yang akan dibentuk sebagai kerangka kolam, usahakan agar permukaan bambu diraut agar menjadi lebih halus, sehinggaa tidak akan merusak terpal yang dapat menyebabkan kebocoran.
  2. Tancapkan bambu-bambu di dalam tanah sebagai patok sesuai dengan ukuran kolam yang diinginkan. Pada praktikum ini kami memakai ukuran kolam sebesar 4×2 meter.
  3. Kemudian membentuk kerangka kolam dengan melengkapi bilah-bilah yang kosong dengan bambu agar konstruksinya menjadi kokoh.
  4. Setelah kerangka kolam terbentuk sempurna dan kokoh, kemudian dilakukan pemasangan saluran pipa untuk pembuangan air kolam. Selain untuk pembuangan air, pipa pembuangan sekaligus dapat difungsikan sebagai pengatur ketinggian level air kolam.
  5. Setelah selesai, pasang terpal pada kerangka kolam, untuk terpal yang dekat dengan bagian pipa pengeluaran, buat lubang pada terpal sesuai ukuran pipa pipa pengeluaran menggunakan cutter. Kemudian padang pipa yang sudah dibuat sebelumnya dan diberi lem agar tidak bocor.
  6. Kolam terpal siap digunakan.

Referensi:

http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.co.id/2013/04/panduan-membuat-kolam-terpal-lengkap.html. Diakses pada tanggal 8 Mei 2016 pada pukul 20.00 WIB.

http://daunijo.com/cara-membuat-kolam-terpal-kerangka-bambu-dengan-pipa-pembuangan/. Diakses pada tanggal 8 Mei 2016 pada pukul 20.00 WIB.

http://www.duniaikanku.com/2015/11/cara-membuat-kolam-terpal-dari-bambu.html. Diakses pada tanggal 8 Mei 2016 pada pukul 20.00 WIB.

AQUACULTURE TECHNOPARK SYSTEM

DIY AQUACULTURE TECHNOPARK SYSTEM

Apa Itu Aquaculture Technopark System ??

Sumberdaya perikanan merupakan salah satu komoditi terbesar baik dari segi jumlah maupun nilai bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga menempati porsi penting di negara ini. Berbagai optimalisasi pengembangan di sektor perikanan pun telah dilakukan, diantaranya melalui kebijakan implementasi industrialisasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bagi sektor perikanan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan suatu sistem terbaru dalam bidang perikanan yakni Aquaculture Technopark System.

Aquaculture Technopark System merupakan aplikalsi dari sistem budidaya yang merupakan modifikasi dari sistem budidaya perikanan  yang dikombinasikan dengan penanaman sayur sebagai filtrasi air pada proses resirkulasi air yang nantinya air ini digunakan kembali untuk kegiatan budidaya ikan dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat menjadi wadah dimana aliran iptek menjadi inovasi yang memberikan kekuatan daya saing bagi bisnis dan industri perikanan. Technopark ini diharapkan akan mampu menjadi wadah dimana proses inovasi, yang mengkonversikan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam nilai ekonomi. Selanjutnya dapat memberikan kekuatan daya saing bagi bisnis dan industri berbasis kelautan dan perikanan di pasar dunia.

Metode

Adapun metode dan cara kerja dalam proses pembuatan Aquaculture Technopark System ini antara lain:

  1. Pembuatan Kolam
  2. Pembuatan Hydrotone dan Net pot
  3. Pembuatan Automatic Bell Syphon
  4. Penebaran Ikan
  5. Penanaman Tumbuhan
  6. Pemeliharaan

Pada praktikum kali ini setiap kelompok memiliki masing-masing kolam dengan menggunakan jenis tanaman yang berbeda. Hal ini dilakukan sebagai pembanding pada setiap kelompok untuk mengetahui dengan tanaman apakah sistem ini dapat bekerja secara optimal. Adapun jenis tanaman yang digunakan pada kelompok dua yaitu tanaman barbera, tomat buah dan tanaman wortel.

Tulisan ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Engineering Aquaculture, so ikuti terus yaa…^___^

 

Referensi:

http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/produk-inovasi-teknologi/tentang-technopark. Diakses pada tanggal 10 April 2016, pada pukul 20.00 WIB.

 

.